Besok 18/12/2010 merupakan peringatan Hari Migra Sedunia. Tentu Buruh Indonesia (BMI) memanfaatkan mementum tersebut untuk menanyakan kembali perlindungan pemerintah terhadap para pekerja migran.
Mengikut catatan Front Perjuangan Rakyat (FPR) lewat rilis beritanya yang dikirim ke redaksi Suara Merdeka CyberNews tercatat ada 6 juta orang Indonesia dikirim dan bekerja ke luar negeri dengan berbagai tujuan.
FPR mengungkapkan persoalan yang di hadapi BMI mencerminkan betapa lemahnya perlindungan yang di berikan oleh Pemerintah RI terhadap warganya, hal ini terlihat dari Kebijakan kebijakan yang tertuang dalam Undang-undang yang mengatur tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia No. 39 tahun 2004.
Dalam undang-undang ini yang berisi 109 pasal didalamnya hanya memuat 8 pasal yang mengatur tentang Perlindungan BMI, selebihnya hanya mengatur tentang penempatan BMI dan pendirian PJTKI/PPTKIS. Jadi jelas undang-undang ini hanya memprioritaskan penempatan dan sedikit sekali yang mengatur tentang Perlindungan BMI.
Menurut FPR Pemerintah Indonesia juga melanggar suatu tugas dan tanggung jawab yang seharusnya di jalankan demi menjamin perlindungan terhadap BMI, yaitu melakukan diplomasi pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara tujuan dengan tujuan untuk mengikat kepastian jaminan Perlindungan dengan negara penempatan seperti yang tertuang dalam pasal 27 ayat (1) UU No.39 tahun 2004 yang berbunyi.
Dalam pasal itu disebutkan penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.
Namun prakteknya imbuh FPR dari 42 Negara penempatan yang tersebar mulai dari Asia, Eropa hingga Amerika, hanya 10 Negara penempatan yang telah membuat MoU dengan Pemerintah Indonesia terkait dengan penempatan Buruh Migran Indonesia di luar negeri.
Kesepuluh negara tersebut adalah Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Kuwait, Yordania, Uni Emirat Arab, Syria, Libya dan Qatar. Artinya, masih banyak negara penempatan yang belum membuat perjanjian kesepahaman dengan pemerintah Indonesia.
Dari tanggung jawab yang diabaikan oleh Pemerintah Indonesia dalam hal semacam inilah yang menurut FPR kemudian menjerumuskan BMI pada situasi migrasi yang beresiko tinggi kekerasan, perampasan upah, bahkan sampai kematian.
Kasus yang dialami oleh Siti Hajar, Nirmala Bonat, Muntik Hani, dan Sumiyati binti Salan hanyalah salah satu contoh kasus yang terangkat dan diketahui banyak orang karena terekspos oleh Media yang kemudian mendapatkan respon dari Pemerintahan Indonesia, tetapi respon itu tidak dibarengi tindakan konkret pada antisipasi resiko bahaya pada buruh migran yang sudah seharusnya pemerintah sigap dalam hal tersebut terutama pada pembenahan sistem perlindungan.
Pada tahun 2010 ATKI-HK mencatat kasus yang masuk dan di advokasi oleh ATKI-HK sejumlah 1.635 kasus dalam periode Juli 2009–Januari 2010, dengan berbagai jenis kasus PHK sepihak, Perampasan Upah dengan berbagai metode, Kekerasan, Pelecehan Sexual, Tidak di beri Hak Libur dan berbagai kasus lainnya yang merampas hak-hak BMI di HK. Kemenakartranspun mencatat kenaikan kasus yang dialami oleh BMI.
Rumusan dari Pendita Emas:
Wow, 6 juta Buruh Indonesi (BMI) di luar negara merupakan satu jumlah yang besar. Pendita dapati mereka mencari rezeki dengan bersungguh-sungguh supaya mereka bisa mengirim keuangan dalam jumlah yang besar ke kampung-kampung.
Walau bagaimanapun dalam pemerhatian Pendita Emas, kehidupan mereka terasa sangat sukar di sini kerana mereka terpaksa bekerja melebihi 12 jam untuk mendapatkan upah yang tinggi dalam kerjaan rasmi mereka.
Malah ada juga yang melakukan kerja sampingan yang mengundang ketidakselesaan untuk mereka bekerja dengan cemerlang. Akibatnya terdapat ramai Buruh Indonesia(BMI) mengalami kemalangan semasa kerja.
Sebagai usaha membantu mengurangkan kegawatan waktu kerja peribadi setiap Buruh Indonesia (BMI) di Malaysia, Pendita Emas menyediakan satu lowongan kerja sampingan yang menarik untuk Buruh Indonesia(BMI) di Malaysia sertai.
Program kami dikenali sebagai program pelaburan logam mulia dalam bentuk fizikal dikenali sebagai jongkong emas berkualitas 999.9(24 karat). Penyertaan ini terbuka kepada semua Buruh Indonesia (BMI) di Malaysia yang sah iaitu memiliki passport sebagai pelajar atau buruh.
Produk-produk bisnis kami ialah
Gold Bar 100g
Goldbar 50 gram
Syiling 50 gram
Gold bar 20 gram
Koleksi dinar 916 1, 5 dan 10
Silver
Kelebihan menyertai program kami ialah:
1. Anda akan menerima fizikal logam mulia setelah kami menerima wang anda.
2. Menerima kenaikan nilai emas setiap masa.
3. Mendapat nilai jualan yang tinggi atas emas yang dibeli untuk tempoh simpanan yang lama.
4. Boleh dipajakkan emas anda untuk tujuan mendapatkan uang (akan dibincangkan nanti)
5. Mendapat pengiktirafan menjadi dealer dari syarikat induk.
6. Mendapat bonus pembelian atas setiap produk yang dibeli setiap 20hb melalui akaun bank anda.
7. Lain-lain imbuhan akan dibicarakan dalam pertemuan.
Persiapan yang perlu dituruti
1. Sediakan kartu /pasport yang disahkan
2. Membuka akaun Maybank atau Public Bank
3. Ongkos yang akan dinyatakan dalam pertemuan
Berminat hubungi :
YATIMAN BIN KAMSIDIN(0193791864)
Pendita emas juga sedang mencari tekong pelaksana program untuk Buruh Indonesia(BMI) disemua daerah di Malaysia.
Ayuh bapak-bapak, ibu-ibu jangan sampai ketinggalan hubungi Pendita. Pendapatannya sangat lumayan, kerjapun smart.
Penerangan terperinci diberi percuma oleh Pendita.
Jangan lepaskan peluang yang terhidang.
KAMI JUGA SUDAH MEMPUNYAI WAKIL DARI NEGARA ANDA:
WAKIL STUDENT ANTARABANGSA UTMPUAN SRI LISTIA ROSA B963253
STUDENT MASTER ANTARABANGSA DARI INDONESIA
0127382341
WAKIL BURUH KILANG: SEDANG DICARI
WAKIL BURUH BINAAN:SEDANG DICARI
WAKIL BURUH LADANG: SEDANG DICARI
WAKIL BURUH INDUSTRI: SEDANG DICARI
WAKIL BURUH PELABUHAN: SEDANG DICARI
WAKIL BURUH AM: SEDANG DICARI
AYUH, ANDA MENCARI UANG
PENDITA MENGHABISKAN UANG
JUMPA PENDITA DI BALI BULAN MARCH NANTI
No comments:
Post a Comment